My LiF3 My AdV3nTuR3

need some brave, patience, sincere, sacrifice, optimistic, enthusiastic, to struggle in the world...dreams and always create dreams make all coming true with 100%.
understand people and people will understand you...

Selasa, 30 Desember 2014

THAT'S ALWAYS SMILE AFTER THE SURRONDER

ketika kita merasakan ketidak percayaan dengan apa yang kita hadapi saat ini, itu namnya enuangkalan...
ketika kita berusaha pergi dari sesuatu yang kita hadapi saat ini, itu pelarian...
ketika sesuatu itu terasakan begitu berat dan membebani, itulah ujian...
mungkin sebagian kita berfikir bahwa itu semua terlalu berat dan terlalu hebat untuk dapat dilalui...namun ingatkah kita bahwa setiap sesuatu mengandung konsekwensi dan imbalan...mungkin itu dinilai terlalu sempit. namun itulah sesuatu hal minim yang dapat dijadikan motivasi...

bukan untuk membiasakan mengerjakan sesuatu karena imbalan, namun hanya sebagai pengingat bahwa Allah itu maha adil, Ia akan selalu memberikan cobaan pada hambanya sebagia suatu bukti perhatian dan sayang...namun apakah banyak sebagian dari kita yang menyadarinya...

bukankah kita belum pernah terkalahkan oleh masalah... ya karena Allah selalu memberikan masalah sesuai dengan kemampuan kita...
ingatkah kita pada ujian di sekolah...
ketika kita menginjak level 4 maka ujian level 4lah yang akan kita terima..
begitu juga dengan hidup...bahkan terkadang saat kita ujian level tanpa sengaja terdapat soal yang mungkin belum kita pelajari, namun apakah Allah memberikan ujian seperti itu....tentu tidak! maha besar Allah, maha Benar Allah, maha Adil Allah....
jadi apakah kita akan menyerah dengan permasalahan yang ada...wow betapa tidak bersyukurnya kita...
ketika kita menghadapi permasaahan dengan kepala dingin, bersyukur karena Allah memberikan kasih sayang pada kita, menilai setiap masalah dengan positif...tentulah nanti kita akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dari semua itu...
bukankah hujan suatu saat akan berhenti, badai pun akan mereda dan akan muncul kembali awan biru, mentari dan pelangi yang akan menambah keindahan pandangan kita! seperti itulah hidup...
kita bermimpi namun ia tak jua tercapai, bukan berarti kita harus menyerah dan melepasnya...perlahan dan pasti tapaki saja setiap pijakan yang ada, ketika mampu membuat tapakan lain buatlah itu namnay membaca peluang...
jadi semangat dalam hidup berfikiran positif itu adalah hal berharga...

pernah ingat kisah 5 buah lilin yang menampakkan hidup kita...
alkisah di suatu negara antah berantah dan tanpa mimpi serta harapan....
di sebuah kamar yang gelap seorang anak tengah termenung seorang diri membayangkan negaranya yang indah kini menjadi porak poranda. ia hanya menatap miris lilin2q yang ia miliki. ia memiliki 5 lilin yang setia menemaninya hingga detik itu. namun entah mengapa 1 lilin yang awalnya bersinar terang menjadi meredup dan ia pun mengeluh pada lilin lain serta sang anak..."wahai ke-4 kawanku dan kamu, saya merasa sudah tidak mampu bersinar lagi. semua pikiran dan ide telah aku kerahkan namun semua tak ada yang berubah. kini aku lelah dan aku memilih untuk meniup api ku sendiri" seusai itu, lilin pertama pun mati. c anak mulai merasa ketakutan karena kini cahaya kamar telah meredup. tak berselang berapa lama, lilin ke-2 yaitu lilin fisik pun meredup dan mematikan dirinya dengan alasan yang hampir sama. anak tersebut semakin ketakutan, namun ketiga lilin yang masih menyala menenagkannya.
beberapa saat kemudian lilin ke-3, yaitu lilin semangat pun meredup dan mati si anak saat ini benar-benar merasa ketakutan, yang diikuti dengan lilin ke-4 sang harapan atau cita-cita pun ia ikut terbawa meredup dan akhirnya mati, karena merasa ia tak dapat bertahan tanpa adanya lilin lain. harapan merasa tidak akan mampu mewujudkan cita-citanya...
dan sianak pun menangis karena kini hanya tersisa satu lilin yang menyala, dan itu tidak mampu membuat suasana kamarnya seteang sebelumnya. akhirnya sang anak pun menangis...
dan seketika itu pun lilin terakhir berkata, sayang...janganlah kamu menangis, bukankah kamu masih memiliki aku, lilin ke-5. aku adalah lilin keyakinan. jika engkau percaya akan sebuah cita-cita maka engkau pun telah memiliki ke-4 lilin lainnya bersamamu.
ayo sayang kita bangkit bersama, aku kan menyalakan ke-4 temanku yang lain sehingga engkau tidak akan pernah berjuang sendiri. bukankah ketika dirimu yakin akan sesuatu maka keniscayaan itu akan terwujud....
begitulah akhirnya, si anak dan lilin keyakinan pun kembali menata hidup dan menyalakan k3-4 lilin lainnya....

jelaslah bukan bahwa semua tanpa rasa percaya dan yakin tak akan membuahkan sesuatu...jadi tersenyumlah, percayalah, bangkitlah dan nyalakan semua lilin hidupmu...maka cita2 mu pun akan kembali terangkai....

Terlalu indah










            Katanya sesuatu yang indah itu belum tentu indah. Katanya sesuatu yang indah itu belum tentu mudah. Katanya sih sesuatu yang kita impikan belum tentu terwujud. Jadi… buat apa kita percaya akan impian dan terus bermimpi kalo belum tentu semuanya terwujud….
            Beberapa hari terakhir ini fikiranku disibukkan dengan kata-kata seseorang kepada ku. Seseorang yang aku tak percaya akan dapat merubah pemahamanku akan sebuah mimpi. Seseorang yang begitu aku kagumi dan tak  mudah menyerah akan sesuatu keadaan. Namun semenjak kata-kata itu terucap darinya, kekagumanku berkurang. Keyakinanku akan sebuah mimpi dan bermimpi semakin terkikis. Begitu juga dengan rasa percaya diriku.
            Aku adalah seorang gadis yang masih menyakinkan diri akan sebuah jati diri. Gadis yang masih terlantung dalam kesibukan dunia untuk menggambar diri. Ketika gadis seusiaku tengah sibuk mengarungi kehidupan barunya, aku masih disibukkan dengan pencarian. Bukan karena aku terlambat untuk mengetahui pentingnya pemahaman diri, namun aku merasa pencarianku selama ini belumlah menjawab semua hal. Hari itu, ketika ia duduk bersamaku, seorang sahabat menemani. Senyumnya yang tak pernah terlihat lesu dan selalu bersemangat itu kini  diwarnai kelabu nimbus yang membendung berliter-liter hujan didalamnya. Terhenyak di sampingku, di kursi taman SMA yang nyaris sempurna. Memandang tak terbatas akan cakrawala langit yang seakan mengerti perasaanya. Pandangan yang selama ini tak pernah terlukis dalam wajahnya yang ayu.
            Fikiran ku ikut hanyut sibuk menerka sejuta rasa yang terlukis di wajahnya. Wajah yang kerap kali memperlihatkan keoptimisan kini merundung bingung. Ku hempas keheningan dengan menepuk punggungnya konyol yang ia tanggapi dengan senyum asam tak semangat.” Hoi…dikau kenapa, tumben banget Anggita Rahardya Anggi Putri merenung kaga karuan” sapaku sekonyol mungkin berharap ia akan merubah mimic menyebalkan itu. Gigis, begitu ku panggil sahabatku, hanya menoleh lemas melemparkan senyum kepedihan sekali lagi. “woi…kamu kenapa sih ga biasanya kaya gini, may you sharing with me? ” isengku dengan bahasa asing yang masih ku coba untuk mengimprovenya. Lagi-lagi pemandangan yang ga aku suka terlihat diiringi tiupan panjang dari sudut bibir yang dimonyongkannya sebisa mungkin. Hening sesaat hanya angin dan gerisiknya dedaunan yang menemani latar kami menit itu. “Za… apa aku terlalu percaya mimpi…apa aku hanya bisa bermimpi” Tanya gigis serius padaku tanpa melepaskan pandangannya dari cakrawala langit dan imajinya. “wow…what is going on baby…serius bangat pertanyaannya, I think for a long time your the one girls who believe in dreams strongly, aren’t u” tanggapku tak memercayai perkataan yang baru saja meluncur dari mulut mungilnya. Terdengar desahan panjang sekali lagi diiringi nafas tertahan yang ku artikan bahwa Gigis sangat sangat serius. Aku diam. Lagi lagi terdiam. Diam yang bermakna sangat panjang bagi Gigis untuk menceritakan semuanya padaku. Aku hanya diam…diam dan terdiam mendengar setiap untaian pendek dan panjang Gigis di sela isakan tangisnya. Ku peluk Gigis dalam dalam di pelukanku.
            Seakan sangat lekat dan sekan kejadian itu hangat dalam benak ku, walaupun itu terjadi setahun yang lalu. Tahun terakhirku di SMA sempurna yang nyaris mengukir hidupku sempurna kecuali tanpa kisah tragis Gigis sahabatku yang meninggalkan aku dan dunia indah ini. Gigis membuatku bertambah kuat dan dewasa, membuatku tersadar bahwa kita hidup bukan hanya untuk terus bermimpi dan bermimpi tanpa berusaha untuk wujudkan mimpi karena waktu terus bergulir dan kita akan berlomba dengannya untuk wujudkan mimpi.
            Imajiku tertuntun kembali pada latar bangku taman SMA sempurna yang kami berdua duduki 2 tahun yang lalu. Harumnya udara musim kemarau mengiyangkan suara hopless dari Gigis. “Za…kamu sahabat terbaiku, kamu tau apa mimpiku, kamu tau apa yang ingin ku lakukan, u know what I want and must do” tutur Gigis lemas disela isakan tangisnya. Ku ikuti tatapan nanar Gigis ke segrombolan awan Columbus pembawa partikel hujan. Imaji dan fikirku bercampur aduk tanpa batas yang jelas, mendengar untaian kisahnya. Gigis berbagi 15 menit penuh intrik bersamaku. Hidupnya kini hanyalah sebuah dadu yang mengikuti arah hentakan si empunya yang berharap mewujudkan keinginan si empu. Gadis optimis dengan talenta menarik di dunia seni dan bahasa itu seakan terjebak dalam hasutan keyakinan kedua orang tuanya. Keinginannya untuk tetap menelusuri bakat seni serta sastra seakan hanyalah benalu indah bagi kedua orang tuannya. Mereka mengaharapkan Gigis menjadi boneka mereka dengan melanjutkan study di London dengan jurusan magister bisnis untuk melanjutkan kejayaan keluarga. Gigis anak tunggal dari pasangan pembisnis terkaya di Bandung yaitu keluarga Rahardya Putra. Anak yang cerdas, menyenangkan dan tau cara ngeblend dengan kalangan yang tak setara dengannya. Hanya sayang ia menjadi putri tunggal mereka, sehingga segala ambisi keduanya terpaksa ditanamkan pada Gigis.
            Seminggu usai percakapan itu Gigis pun pergi meninggalkan kegairahan SMA kami yang nyaris sempurna. Orang tuannya memindahkannya ke Inggris untuk mendapatkan gelar kesarjanaan disana. Ya system Inggris dan Indonesia memang berbeda untuk study. Tanpa ucapkan salam perpisahan yang kental dengan kesedihan karena janji kami berjanji untuk bertemu lagi suatu saat nanti ia pun meninggalkan persahabatan kami yang semanis conceitto.
            Tanpa terasa harumnya dedaunan yang tertiup angin musim panas memaksa untaian bening mataku mengalir, mengalir untuk mengingat semua janji dengan Gigis. Janji untuk bertemu kembali, karena setahun kemudian Gigis pergi meninggalkan kami semua. Ia pergi tanpa ucapkan perpisahan, ia pergi setelah tahun kesedihan dan kesabarannya menjalankan kemo menyisakan sayatan nyeri tubuhnya. Ia pergi tanpa sehelai kabar padaku bahwa ia mengalami tahun sulitnya sendiri, tahun yang menggrogotinya tanpa ampun, tahun dimana sesak  dan himpitan menemaninya, leukemia…hanya leukemia yang menemaninya hingga akhir. Ya setahun lalu ia pun pergi kembali meninggalkanku untuk selamanya, tanpa kata perpisahan terurai darinya. Ia tak pernah mengeluh atau pun berbagi kisah leukemianya pada siapapun, ia hanya ingin membuat orang lain bahagia tanpa peduli ia tersiksa.
            Ku hapus air mata yang tetap mengalir menyentuh pipiku. Ku simpan buket bunga lili putih di atas peristirahatan terakhirnya. Lili putih yang dapat membuatnya senang saat menciumnya. Ku pandangi pusaran itu untuk pertama kali karena aku sahabatnya telah menjadi orang terakhir yang melihat pembaringan itu setelah 1 tahun. “Gigis sayang, Za ga nyalahin kamu karena kamu ga kasih kabar 2 tahun terakhir semenjak kita berpisah, karena Za yakin Gigis sahabatku tetap menjadi Gigis yang sempurna, sahabat sempurna untuk Za”. Ku tinggalkan Gigis tenang di peristirahatannya, ku pandangi langit yang nyaris sama dengan langit saat kami berdua duduk ditaman SMA sempurna.
            “Gigis terimakasih untuk menyadarkan aku bahwa segala sesuatu yang indah memiliki tahapan yang tak indah untuk menggapainya, sesuatu yang sempurna seperti mimpi-mimpi kita tak selalu terwujud sempurna namun menjadi pemimpi yang berusaha mewujudkan mimpi adalah arti dari sebuah hidup yang indah. Terimakasih untuk ingatkan aku, untuk mendewasakan aku dengan kebersamaan singkat kita” ku tersenyum melihat nimbus dan colombus yang kini beriringan hendak menyiramkan hujan di tengah kegersangan musim kemarau yang nyaris tanpa hujan.

                   
Kita memiliki mimpi untuk diwujudkan
Kita memiliki imaji untuk bermimpi
Kita memiliki logika menyusun keindahan mimpi
Mimpi … mimpi…
jadikan mimpi sang pemimpi menjadi realita bukanlah imaji
Imaji yang hanya bergelayut manis tanpa pernah menjadi HIDUP
Bermimpilah untuk hidup
Kita hidup untuk bermimpi
menjadi pemimpi dan menjadikannya NYATA



Senin, 29 Desember 2014

staring..just staring....

at the edge of 2014....think and thought about a new experiences and also a new target will reach in the next years...hesitant...about what??? about everything.... about where the time goes by...where its would be guide then...

a new years must be has a new resolution..a new vision... have some of plans... but still hesitant to step...

but still believe and faith Allah have a beautiful plan for me...

staring just staring...

think about a lot of things....but still logic...b'couse i must being logic...not irrational...

step come on step..and keep staring...to know well what are u wanna be..and what you wanna reach...so keep stepping...step up..walking and also running...NEVER STOP TO BE GOOD